Anak Krakatau di Lampung, Indonesia

Sabtu, 27 Oktober 2012 Label:

Anak Krakatau di Lampung
Pada mulanya Pulau Krakatau besar yang biasa kita sebut dengan nama Gunung Krakatau adalah sebuah gunung (Gunung Krakatau purba) yang memiliki ketinggian sekitar 2000 mdpl dengan lingkaran pantainya sekitar 11 km dan radius sekitar 9 km2.

Namun ledakan dahsyat yang terjadi sekitar 416 M ini telah menghancurkan tiga perempat tubuh gunung tersebut dan menyisakan tiga pulau besar, yaitu Pulau Sertung, Pulau Rakata, dan Pulau Panjang, serta sebuah kaldera di tengah ketiga pulau tersebut. sebelum tahun 1883 muncullah dua buah gugusan gunung yang bernama Gunung danan dan gunung Perbuatan yang kemudian lam-kelamaan bersatu dengan Pulau rakata dan biasa disebut dengan Gunung Krakatau saja.

Pada tahun 1880, yang disebut masa strombolian, aktivitas vulkanis berlangsung selama beberapa bulan, dan Gunung Perbuatan aktif mengeluarkan lava. Setelah periode itu, tidak ada aktivitas vulkanis hingga akhirnya muncul tanda akan adanya letusan pada bulan Mei 1883.

Lalu pada tanggal 27 Agustus 1883 Gunung Krakatau meletus. Menurut catatan sejarah yang hingga kini selalu dipromosikan jajaran pariwisata Lampung, Gunung Krakatau meletus sangat dahsyat, menggemparkan dunia. semburan lahar dan abunya mencapai ketinggian 80 km. Sementara abunya mengelilingi bumi selama beberapa tahun. dilihat daru Amerika Utara dan Eropa, saat itu cahaya matahari tampak berwarna biru dan bulan tampak jingga (oranye).

Letusan gunung ini menghasilkan debu hebat yang mampu menembus jarak hingga 90 km. Letusan itu pun berdampak terjadinya gelombang laut sampai 40 m vertikal dan telah memakan korban sekitar 36.000 jiwa pada 165 desa baik di Lampung Selatan ataupun pada barat Jawa Barat. Dan karena letusannya itu telah melenyapkan Gunung Danan dan Perbuatan dari muka bumi dan menyisakan tiga pulau yaitu Pulau Panjang, Pulau Sertung, dan Pulau Rakata besar serta sebuahkaldera yang terletak di tengah ketiga pulau tersebut yang berdiameter 7 km.

Empat puluh tahun kemudian lahir keajaiban baru. Sekitar tahun 1927 para nelayan yang tengah melaut di Selat Sunda tiba-tiba terkejut. Kepulan asap hitam di permukaan laut menyembul seketika di antara tiga pulau yang ada, yaitu di kaldera bekas letusan sebelumnya yang dahsyat itu. Kemudian pada tanggal 29 desember 1929 sebuah dinding kawah muncul ke permukaan laut yang juga sebagai sumber erupsi. Hanya dua tahun setelah misteri kepulan asap di laut itu, kemudian muncullah benda aneh. "Wajah" asli benda aneh itu makin hari makin jelas dan ternyata itulah yang belakangan disebut Gunung Anak Krakatau.

Tapi misteri Gunung Anak Krakatau tidak sampai di situ. Gunung ini memiliki keunikan tersendiri, sebab gunung ini selalu menambahkan ketinggiannya sekitar satu senti tiap harinya. Gunung Anak Krakatau yang semula hanya beberapa meter saja, sekarang sudah dapat mencapai 230 mdpl dan sejak munculnya pada tahun1927. Gunung ini tercatat telah meletus sekitar 16 kali sejak Desember 1927 sampai Agustus 1930 dan 43 kali sejak 1931-1960 dan 13 kali sejak 1961-tahun 2000.
Anak Krakatau di Lampung 
Krakatau yang sebelumnya sempat diperebutkan dua provinsi yakni Banten dan Lampung, tak hanya menawarkan wisata gunung. Namun juga wisata bahari, yang memang membuat iri bagi wisatawan jika tak mengunjungi.

Bayangkan, saat di bibir pantau anak Krakatau dapat merasakan deburan ombak Selat Sunda berwarna biru bersih. Apalagi mata memandang Gunung Krakatau Purba yang berwarna kehijauan, membuat warna itu jadi kontras.

"Kalau mau diving di dekat Pulau Rakata, sungguh mengasyikkan," ungkap Ketua ETSDC (Environment Tourism Social Development Center), Nicolas Lumanauw kepada Travel Club (TC), sambil menuding Pulau Rakata yang berdiri tegar meski setiap saat digempur ombak laut yang sangat keras.

Pengalaman Nico - panggilan akrabnya - pernah diving di kawasan Pulau Rakata terdapat karang yang berbentuk kipas besar, juga ada muncul gelembung-gelembung air yang keluar dari perut Gunung Krakatau Purba. "Sampai kini masih menjadi misteri dari mana keluarnya gelembung-gelembung itu? Juga apakah gelembung itu gas atau lava gunung, ini yang masih menjadi tanda tanya, karena belum pernah mendapat penjelasan secara logika," ungkap pemerhati pariwisata dari Bandung.

Hal senada juga diungkap Steven, wisatawan asal Nederland yang mengakui wisata bahari di gugusan Krakatau sungguh luar biasa. "Memang kalau berwisata hanya mendaki ke Anak Krakatau kurang puas. Jadi ya harus menyelam karena di dalam jutaan ikan laut yang hidup bebas dan terumbu karang indah-indah yang terjaga dengan baik, tidak rusak," ucap Steven sambil mengaku sudah dua kali melakukan penyelaman di kawasan itu.

Kalau lagi untung, sambung Steven, akan dapat melihat habitat Dolphine, Penyu Hijau, Blue Merlin (ikan Langka di Dunia), ada ikan langka lainnya seperti kuda laut, ikan Napoleon, Penyu Sisik. "Saya mengharapkan kepada pemerintah agar mengawasi biota laut dan terumbu karang agar tidak rusak," pesannya.

Zein Ginting, Presiden Direktur Arie Tour kepada TC mengaku wisatawan minat khusus yang datang hanya untuk diving masih sangat terbatas. Meski Demikian Lampung tetap menjual wisata diving karena obyek yang dilihat sangat berbeda dengan diving di daerah lain. "Ada nilai lebih yang ditawarkan di sini karena kita tidak hanya menyelami keindahan taman laut, tetapi lebih dari itu menyelami nilai historis Krakatau khususnya mengenai proses evolusi gunung tersebut dari bawah laut," tambah Zein Ginting.

Selain menyelam, wisatawan juga dapat memancing. "Memang jumlah wisatawan asing, terutama yang dapat ke Krakatau masih sangat terbatas. Dikarenakan promosi ke luar negeri yang sangat kurang, juga tidak setiap saat bisa datang ke Krakatau. Karena ketika angin barat datang sekitar bulan Nopember hingga Januari, maka nelayan tak berani mengantarkan wisatawan. Mereka nggak mau ambil risiko," tandasnya.

Masalah lain sepinya yang berwisata bahari ke Krakatau, karena biaya transportasinya sangat mahal. Untuk paket wisata Krakatau biasanya dipatok harga Rp 2.600.000 sampai Rp 3.000.000 untuk grup maksimal 10 orang. Bahkan kalau wisatawan asing harganya bisa lebih.

"Kebetulan Ada Festival Krakatau yang digelar setahun sekali, maka harga paket wisata dijual murah sekitar Rp 200.000 per orang, sehingga banyak wisatawan lokal yang ikut," ungkap Zein Ginting sambil tersenyum.

Juga, sambung dia, bila ada wisatawan yang mau datang harus mendaftar dulu di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung. Karena sesuai Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan RI No.85/Kpts.II/1990 tertanggal 26 Februari 1990 menetapkan bahwa kawasan Anak Gunung Krakatau dan sekitarnya sebagai kawasan cagar alam laut. Yang berarti kawasan itu sudah dilindungi.

0 komentar:

Posting Komentar